Di Hadapan Bulan

Sumber: http://sejutafakta.com/jika-bulan-tidak-ada/


“Aku tidak peduli dengan ucapanmu, bagaimana kamu bisa memutuskan hubungan ini tanpa sebab apapun,” ucap Shera sambil menitikan air mata.
“Bukan soal itu, tapi soal hati,” ucap Farhan.
“Terus kenapa tidak dari dulu kamu memutuskan hubungan ini, kenapa kamu baru melakukan ini sekarang. Di saat aku sudah terlanjur menyayangi,”
“Maafkan aku, aku harus meninggalkanmu,” akhirnya Farhan segera beralalu di hadapan Shera.
Shera hanya menangis di tengah malam di pinggir pantai, hanya deburan ombak yang terdengar. Tepat di bawah bulan purnama ia diputuskan oleh Farhan-----orang yang dicintainya selama lima tahun ke belakang.
Dalam hatinya ia merintih Kenapa Tuhan dia pergi meninggalkanku di saat aku membutuhkannya, karena hanya dialah orang yang sangat kucintai lebih dari apapun. Lalu ia menengadah melihat langit, Bulan kenapa juga kau hanya tersenyum saat aku sedang sedih, kenapa kamu tidak mengubah pikiran Farhan untuk memutuskan hubungan denganku?
Malam itu memang sangat menyakitkan bagi Shera, seharusnya ini menjadi momen yang bahagia, tapi malah sebaliknya. Ia pikir semalam itu merupakan acara nge-date tapi buktinya, bukan sama sekali.
Malam selanjutnya dia hanya berjalan-jalan sendirian di tepi pantai dengan hati yang masih galau, karena dia masih tidak percaya dengan kejadian malam kemarin. Masih seperti kemarin, ia masih merenung di bawah terangnya sinar bulan.
Ia melihat arah laut, mendengarkan jeritan ombak yang meraung-raung. Juga mendengar tangisan angin yang selalu menghempaskan rambutnya.
***
Malam ini Shera akan mengahdiri sebuah pesta di dekat pantai. Ia mengenakan dress selutut berwarna biru dan tertempel sebuah pita di pinggangnya. Tak lupa dengan rambutnya yang di gelung sebagian dan ini membuat dirinya tampak berbeda dan terlihat sangat cantik.
“Kamu cantik sekali Shera,” ucap Farhan yang tiba-tiba saja muncul di hadapan Shera. Ia memperhatikan Shera dari ujung kkai sampai ujung rambutnya.
“Hemm, makasih,” ucap Shera singkat padat dan jutek.
Acara demi acar telah dilaluinya dengan lancar. Kini waktu yang di nanti-nati oleh semua para tamu undangan. Yaitu berdansa.
“Shera, maukah kau menemaniku berdansa,” ucap Farhan berlutut di hadapan Shera sambil mengulurukan tangannya. Sepertinya Farhan merasa menyesal karena sudah memutuskan Shera , oleh sebab itu sekarang dia ingin mencari perhatian Shera kembali.
“Sorry,” ucap Shera singkat dan segera berlalu. Ini merupakan kode penolakan dari Shera secara tidak langsung.
“Shera tunggu,” Farhan menarik tangan Shera.
“Ada apa lagi, hah?”
“Aku mau berbicara sesuatu denganmu, soal hubungan dan masa depan kita,”
“Apa? Hah, soal hubungan dan masa depan?”
“Soal kejadian malam itu aku minta maaf. Sebenarnya aku tidak berniat untuk memutuskan hubungan kita, mungkin saat itu aku sedang mendapatkan masalah, sehingga aku tidak seharusnya berbicara seperti itu pada kamu,”
“Terus, mau kamu apa?”
“Aku ingin kita bisa menyatu kembali, aku menyesal dengan semua yang telah ku perbuat padamu,”
“Lalu?”
“Terima aku kembali menjadi pacarmu? Aku berjanji akan setia padamu,” ujar Faran meyakinkan.
“Hah, dengan mudahnya kamu memutuskan hubungan denganku tanpa sebab dan dengan mudahnya juga kamu ingin kembali lagi bersamaku. Coba kamu pikir, bagaimana perasaanku saat itu? Kamu pikir waktu itu aku tidak sakit apa? Hatiku sangat sakit, sakit sekali,” ucap Shera berkaca-kaca.
“Iya, oleh sebab itu. Maafkanlah aku dan terimalah aku kembali di dalam kehidupanmu,” Farhan berbicara seperti anak polos, yang tidak mempunyai dosa apapun.
Tiba-tiba saja datang seorang pria yang menghampiri mereka.
“Shera sayang kamu sedang apa disini, ayo kita pulang sudah malam. Nanti kamu masuk angin,” pria itu langsung menghampiri Shera, lalu ia melepaskan jas yang sedang di pakainya dan memakaikannya ke pundak Shera.
“Iya ayo,” tanpa berpamitan mereka langsung pulang dan pergi di hadapan Farhan.
Farhan yang melihat kejadian itu hanya terbengong, dia masih tidak percaya. Terdapat sebuah penyesalan yang sangat amat di dalam hati Farhan. Karena dia telah menyia-nyiakan perempuan sebaik dan secantik Shera. Sudah hampir sepuluh menit Farhan hanya berdiri di tempat tadi, sambil bengong tak percaya. Tak lupa, bulan pun menyaksikan kejadian tersebut.
“Yes, akhirnya misi ku berhasil. Membuat Farhan merasa menyesal,” ucap Shera di dalam hati.
Sebenarnya pria itu adalah saudaranya, ia berpura-pura menjadi pacarnya Shera. Karena Shera ingin membuat Farhan menyesal dan memberi pelajaran terhadap pria playboy dan hanya memanfaatkan fasilitas dari pacarnya. Bahkan Farhan, pernah berbicara kalau Shera tidak cantik seperti perempuan lainnya. Maka sebab itu Shera berdandan cantik dan mengubah penampilannya di pesta malam itu. Farhan hanya mencintai Shera karena uang, bukan karena cinta. Enyahlah pria matrepolistis.

~Thank's~

Comments

Popular Posts